Facebook Ancam Umat Manusia

Selasa, 12 Juni 2012

Jakarta – Beberapa pekan lalu, Facebook melakukan IPO meski mengabaikan penilaian ‘negatif’ pada prospek bisnisnya. Namun, siapa sangka, jejaring sosial ini ternyata menyabotase arti manusia.

Melalui sabotase mengenai arti menjadi manusia, Facebook mencuri kepolosan hidup dari batin manusia. Profesor Ilmu Sosial dan Teknologi Sherry Turkle di Massachusetts Institute of Technology (MIT) mengakui adanya ‘pergeseran’ dari dunia analog di mana identitas pribadi manusia diimplementasikan ke dalam sebuah dunia digital. Sehingga pengertian dan citra diri sangat terkait kehadiran di media sosial itu.

Namun, Turkle memperingatkan, gencarnya ‘berteman’ di Facebook merupakan ‘fantasi yang menggoda’ yang melemahkan manusia sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Di media sosial saat ini, kesendirian manusia telah digantikan update online terus-menerus yang jelas melemahkan rasa pada diri sendiri dan kemampuan menciptakan persahabatan sejati.

Pergeseran dari pribadi menjadi miliki publik disebut ‘narsisme digital’. Di balik tabir komunitarian media sosial, orang jatuh cinta pada dirinya sendiri. Sayangnya, ini merupakan kisah cinta yang sangat sedih.

Karena, makin sering orang menyiarkan dirinya sendiri, ia akan menjadi makin kosong. Makin kosong seseorang, makin besar keinginannya untuk menyiarkan dirinya sendiri. Hal inilah yang membuat orang berharap lebih pada teknologi dibanding lainnya.

Dalam kasus ini, Facebook tak sendirian, fantasi menggiurkan dari masyarakat digital radikal transparan ini bisa diperoleh di Twitter dan jejaring sosial berbasis lokasi. Hal yang tampak jelas, Facebook menghancurkan privasi manusia sebagai individu. Parahnya lagi, hal ini juga terjadi pada anak-anak yang tak segan mengungkap segala sesuatu mengenai dirinya pada ribuan ‘teman’ di Facebook.

Menurut peneliti Miller dari University of Michigan, yang mendasarkan studinya pada empat ribu anak, jejaring sosial menciptakan ‘normalitas’ mengenai sebuah dunia di mana ‘hal pribadi menjadi milik publik’. “Anak-anak tak akan pernah tahu dunia tanpa paparan media sosial. Hal yang kurang dimiliki dunia adalah harapan privasi yang berarti bagi seluruh masyarakat,” ungkapnya.

Kata lainnya, orang sedang menciptakan dunia di mana pengertian pada identitas sendiri didefinisikan pada bagaimana orang lain berpendapat mengenai dirinya. Media sosial membuat manusia kehilangan hal paling berharga dari dirinya sendiri, yakni rasa pada diri sendiri.

Gadget yang selalu menyala dan terhubung dunia maya membuat manusia hidup di depan umum di jaringan global radikal transparan yang akan ‘diberi makan’ 50 miliar gadget cerdas yang ditenteng mayoritas orang di planet ini.

Psikolog terkemuka Philip Zimbardo dan Nikita Duncan mengungkap, media sosial sama adiktifnya dengan game dan porno. “Narsisme digital merupakan narkotika,” kata mereka.

Dipenjarakan dalam gelembung delusi media sosial, Facebook mengaburkan dunia menjadi aliran referensi diri sendiri dari update langsung mengenai apa yang kita lakukan setiap saat. Jadi apa yang harus dilakukan?

Sudah waktunya bangun dari kebenaran mengenai media sosial. Jejaring sosial seperti Facebook berhasil mengubah manusia menjadi produk di mana satu-satunya nilai ekonomi adalah data pribadi orang itu sendiri.

Seperti kecanduan lain, manusia perlu mengenali realitas yang merusak. Facebook masuk layanan gratis karena yang ia dijual adalah data paling intim seseorang pada pengiklan. Berhenti menggunakan Facebook saja masih belum cukup.

Solusi mengatasi narsisme digital hanya bisa dilakukan rezim baru sensor diri yang ketat. Bagi banyak orang tentunya yang sudah kecanduan menyiarkan dirinya sendiri, hal ini tentunya akan sama sulitnya seperti berhenti merokok atau melihat film porno atau bermain game. Namun ingat, makin sedikit yang kita umbar di media sosial, makin misterius diri kita dan ini akan sangat menarik bagi orang lain.

Temuan Baru Ilmuwan: Tokek Setan

Jumat, 08 Juni 2012

Para ilmuwan telah menelusuri hutan hujan tropis demi menemukan satwa langka. Kerja keras mereka selama 20 tahun dikumpulkan dalam katalog 20 binatang unik favorit mereka.

Kerjasama ilmuwan dengan Conservation International dalam Rapid Assessment Program (RAP) menghasilkan buku terbaru Still Counting...

"Ini pengalaman yang sangat menakjubkan," ujar Alonso yang telah memimpin survei ini selama 13 tahun.

"Meskipun kita menekan alam, dunia ini terus menakjubkan, menginspirasi, dan mengajarkan kita kekayaan dari harta karun terkubur. Ekosistem memberikan jasa yang membuat banyak orang sangat bergantung kepadanya. Kita baru mulai memahaminya," imbuh dia seperti dilansir dari Daily Mail.

Hasil penemuan unik mereka yakni Uroplatus phantasticus. Nama yang bermakna "tokek setan berekor daun" ini ditemui ilmuwan di Madagaskar pada 1998. Spesies ini kali pertama dideskripsikan pada 1888.

Tokek ini menjadi hewan terkecil dari 12 spesies tokek berekor daun yang bertampang aneh. Hewan ini pun berlaku layaknya setan, aktif pada malam hari atau nokturnal. Kamuflase bentuknya menunjukkan kemampuan menyamar yang sangat hebat. Mereka hanya ditemukan di lokasi hutan yang tidak terganggu. Populasi mereka sangat rentan mengalami kerusakan habitat.

Spesies uroplatus memiliki gigi lebih banyak dari spesies makhluk hidup bertulang belakang atau vertebrata lainnya di luar sana.

Pada 2004, organisasi pelindung satwa WWF memuat uroplatus dalam daftar "Sepuluh Besar Spesies yang Paling Banyak Diburu". Hewan ini terancam pemburu untuk perdagangan satwa liar ilegal. Mereka ditangkap dan dijual dalam tingkat yang mengkhawatirkan. Keberadaan hewan ini menjadi perhatian perdagangan internasional untuk hewan peliharaan.

Tokek setan ini diamati hidup di lorong Mantadia-Zahamena, Madagaskar pada 1998. Hewan ini sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan. Oleh karena itu, ekosistem hutan tropis perlu dijaga dan dilestarikan.

Ilmuwan: Waspada, Malapetaka Mengancam Bumi

Kamis, 07 Juni 2012

Hutan digunduli, racun ditebar di laut dan sungai, udara mampat oleh polusi yang menyesakkan dada -- ini yang dilakukan manusia pada "rumahnya" sendiri. 
Kita juga sering lupa, ada mahluk lain yang punya hak yang sama untuk hidup di muka bumi. Perlakuan buruk terhadap hewan, salah satunya. Gajah dan badak dibantai demi gading dan cula, orangutan dan harimau diusir dari habitatnya. Hanya soal waktu sampai mereka punah.
Sekelompok ilmuwan mengingatkan, Bumi sedang mengarah pada malapetaka, jika manusia tidak bertindak untuk menyelamatkannya. Dalam jurnal Nature, para ahli ini mengungkapkan, dunia sedang bergerak menuju titik kritis ditandai dengan kepunahan dan perubahan tak terduga pada skala yang sangat besar, yang tidak terlihat sejak gletser mencair 12.000 tahun lalu.

"Ada peluang besar, di akhir abad ini, Bumi menjadi tempat yang benar-benar berbeda," kata peneliti Anthony Barnosky kepada situs sains LiveScience. Profesor Biologi Integratif dari University of California,

Berkeley, tergabung dengan 17 ilmuwan lain untuk memperingatkan Bumi yang akan datang mungkin tak lagi menyenangkan untuk dihuni. "Bayangkan perubahan itu sebagai sebagai periode penyesuaian cepat, saat kita didorong masuk melalui lubang jsrum," kata dia, membuat analogi. "Ketika masuk ke lubang jarum itulah, saat kita melihat pertikaian politik, perselisihan ekonomi, perang, dan kelaparan."

Manusia lebih mengerikan
Barnosky dan para koleganya menelaah penelitian soal perubahan iklim, ekologi, dan titik kritis Bumi yang mengkhawatirkan. Pada ambang batas tertentu, mereka memberi tekanan lebih pada lingkungan, yang tak mungkin dikembalikan lagi. Sebaliknya, secara tiba-tiba, planet ini merespon dengan cara yang tak terduga, memicu transisi  global besar.

Sebagai contoh adalah salah satu transisi pada di akhir Zaman Es. Tak lebih dari 3.000 tahun, Bumi berubah dari kondisi 30 persennya tertutup es menjadi nyaris bebas es seperti saat ini. Kepunahan dan perubahan ekologi terbesar terjadi hanya dalam 1.600 tahun. Sejak itu hingga kini, keanekaragaman hayati Bumi tak juga pulih.

Saat ini, Barnosky menambahkan, tindakan manusia mendorong perubahan lebih cepat dari apa yang dilakukan alam. Didorong oleh peningkatan karbondioksida di atmosfer hingga 35 persen sejak dimulainya Revolusi Industri, termperatur global naik drastis, lebih cepat dari era es mencair. Tak hanya itu, manusia telah mengubah 43 persen permukaan tanah di Bumi untuk membangun kota dan pertanian. Ini lebih dahsyat dari transisi tanah yang terjadi di akhir zaman es yang 30 persen.

Sementara, populasi manusia membengkak dengan cepat, memberi tekanan yang makin berat pada sumber daya yang ada, yang tak pernah dirasa cukup. "Setiap perubahan yang kita lihat dan sadari dalam beberapa abad sejatinya lebih besar dari apa yang kita anggap sebagai perubahan luar biasa di masa lalu," kata Barnosky.

Harus bertindak
Bagaimana akhirnya nanti, malapetaka apa yang akan mendera bumi, masih belum bisa diprediksi pasti.

Ini yang bisa digunakan sebagai perbandingan: pada transisi akhir zaman es, setengah spesies Bumi, di antaranya mamalia besar semisal mamoth punah. Juga perubahan spesies di tataran lokal sebagai akibat proses penyesuaian diri.

Bedanya dengan sekarang, ekosistem kala itu memberi peluang besar bagi manusia untuk hidup. "Memberi kita daya dukung hidup, untuk bertanam, mencari ikan, juga air bersih untuk minum," kata Barnosky.

Saat ini yang terjadi sebaliknya, kepentingan akan sumber daya bergeser dari satu negara ke negara lain, yang pasti akan diikuti kerusakan alam, juga ketidakstabilan politik. Perang tak mungkin dihadang.

Bagaimana untuk menghentikan laju kerusakan Bumi?

Barnosky mengatakan, ini perlu kerjasama internasional. Atas nama bisnis, manusia diperkirakan akan menggunakan 50 persen luas permukaan tanah di Bumi pada tahun 2050.

Saat itu, populasi orang diperkirakan menembus 9 miliar orang. "Jadi kita harus lebih efisien, dalam arti lebih efisien menggunakan energi, fokus lebih besar pada sumber daya terbarukan, dan kebutuhan untuk menyelamatkan spesies dan habitat hari ini untuk generasi mendatang."

Manusia tak hanya hidup saat ini, tegas Barnosky. "Aku ingin dunia 50 sampai 100 tahun mendatang setidaknya sama baiknya dengan sekarang untuk anak dan cucuku. Kupikir semua orang pasti punya cita-cita yang sama," kata dia. "Saat ini kita berada di persimpangan, jika kita memilih tak berbuat apapun, konsekuensinya kita akan menuju titik kritis. Juga masa depan yang buruk bagi keturunan kita."

Indonesia Dihiasi Transit Venus Selama 6 Jam

Selasa, 05 Juni 2012

Ini peristiwa langka. Sebab hanya terjadi sekali dalam seratus tahun. Planet Venus akan muncul di langit Indonesia, Rabu pagi 6 Juni 2012.  Planet itu bisa dilihat lantaran dia melintas tepat di depan matahari. Seluruh wilayah Indonesia dapat melihat perjalanan venus ini.

"Besok, transit venus muncul bersamaan dengan terbitnya matahari, terjadi pukul 05.00 pagi WIB," kata Kepala Pusat Sains dan Antariksa Lembaga Antariksa Nasional (LAPAN), Clara Y. Yatini, Selasa 4 Juni 2012.

Clara mengatakan bahwa untuk wilayah Indonesia bagian timur, transit venus dapat dilihat mulai pukul 07.00 WIB. Wilayah Indonesia tengah dapat melihat transit ini mulai pukul 06.00 WIB. Transit venus akan berlangsung mulai pukul 05.00 sampai 11.00 WIB. "Akan berlangsung selama 5 sampai 6 jam," katanya.

Wilayah Indonesia barat menurut Clara, hanya dapat melihat sebagian dari proses peristiwa Venus melintasi di depan matahari. Sedangkan,  wilayah timur dan tengah memiliki kesempatan melihat peristiwa ini secara penuh.

Jangan Lihat Langsung

Clara juga mengingatkan kepada masyarakat untuk menghindari kontak langsung dengan matahari pada besok pagi sampai siang. Efek dari melihat langsung proses transit venus dapat mambahayakan mata.

"Jangan melihat langsung, bahaya," tegasnya.

Untuk melihatnya, Clara menyarankan sebaiknya menggunakan kacamata matahari atau menggunakan kacamata dengan lapisan film yang tebal.
"Bisa juga melihatnya melalui air seperti kita melihat gerhana
matahari. Bahaya! Bahkan, melihat dalam sekejap pun, jangan dilakukan," katanya.

Saat transit, Venus akan tampak sebagai bintik hitam kecil yang
melintasi matahari mulai dari pinggir matahari sampai melintas
melewati matahari. Clara berharap cuaca sangat cerah sehingga pihaknya dapat mengamati proses ini secara lengkap.

LAPAN melakukan pengamatan transit Venus di tiga tempat yakni Bandung, Sumedang, dan Biak, Papua.

Analis: Facebook Akan Mati Tahun 2020

California - Seorang analis memprediksikan jejaring sosial Facebook akan 'mati' pada 2020. Benarkah?

"Dalam waktu lima sampai delapan tahun Facebook akan hilang layaknya Yahoo saat ini," ujar Eric Jackson, pendiri firma Ironfire Capital, seperti dikutip dari Mashable.

"Yahoo masih tetap mencetak uang, namun masih mendatangkan keuntungan; masih memiliki 13.000 pegawai. Namun nilainya adalah 10 persen dari kekuatan mereka pada tahun 2000," tambah Jackson.

Jackson mengatakan bahwa pada 2020, perkembangan mobile web masih terus berlanjut dan Facebook terus berjuang untuk beradaptasi.

"Dunia saat ini bergerak cepat dan menjadi semakin kompetitif. Facebook bisa membeli sejumlah perusahaan mobile, namun mereka masih merupakan perusahaan yang berbasis pada PC, berbeda dengan perusahaan aplikasi mobile," papar Jackson.

Entah apakah Anda setuju atau tidak dengan analisa dari Eric Jackson tersebut, namun kita mengetahui bersama bahwa Facebook baru-baru ini melakukan IPO dan baru membeli aplikasi mobilepopuler Instagram.

Bakteri Pemangsa Daging Manusia

Senin, 04 Juni 2012

Siang itu hari pertama bulan Mei. Aimee Copeland tengah menikmati libur musim panas. Bersama sejumlah kawan. Mereka menjajal flying fox buatan sendiri. Meluncur memacu andrenalin melewati sungai Little Tallapoosa. Hari itu mereka gembira ria.

Tapi petaka datang lewat penopang tubuh. Aimee lepas kendali, lalu terlempar ke tepian sungai. Luka menganga di betis kiri. Kawan-kawannya mengotong dia ke unit gawat darurat di rumah sakit terdekat. Liburan tahun 2012 ini berujung suram. Dia menerima 22 jahitan guna menghentikan rembesan darah. Sesudah itu dia pulang ke rumah.

Sehari berselang. Mahasiswi program master di West Georgia University itu ditimpa sakit luar biasa di sekitar area jahitan. Dia terpaksa masuk lagi ke unit gawat darurat dan pulang mengantongi obat pereda sakit Motrin dan Tylenol.

Tapi dua obat itu sama sekali tidak mempan. Bukannya mengering, luka malah kian membesar. Area sekitar luka membengkak dengan ruam-ruam yang perih. Bersama rasa sakit tak terperikan itu, ia masuk lagi ke unit gawat darurat. Ini yang ketiga.

Dokter yang memeriksa terkejut melihat luka yang kian membesar itu. Sang dokter lalu  memintanya melakukan Magnetic Resonance Imaging (MRI). Ini scanning untuk melihat efek luka terhadap jaringan tubuh, organ, dan juga tulang.

Masuk hari keempat. Luka itu semakin menyiksa. Tubuh gadis 24 tahun ini lunglai membaca hasil diagnosis. Mengarah pada infeksi bakteri pemakan daging. Bahasa medisnya necrotizing fasciitis. Dan si bakteri itu ganas merangsek. Menyusup masuk ke pori-pori daging lalu melumatnya.

Nyawa Aimee terancam. Maut itu sudah menyusup masuk sampai ke paha dan pinggul. Daging di paha rusak digerogot bakteri itu. Dokter sekuat tenaga membantu. Upaya darurat yang bisa dilakukan adalah mengangkat semua jaringan luka. Tapi tak mampu menghentikan laju sang bakteri.

Dokter di situ menyerah. Lalu menerbangkan Aimee ke JMS Burn Center Augusta,  sebuah rumah sakit yang memiliki unit perawatan infeksi paling canggih di Georgia.

Gadis itu seperti bertarung dengan banyak musuh. Mengejar waktu dan menahan laju rangsek si bakteri ke organ tubuh penting. Jika sampai paru-paru atau jantung, selesailah sudah. Sampai di Agusta, Aimee kritis. Nafas satu-dua.

Keganasan bakteri telah membunuh sejumlah jaringan tubuhnya. Para dokter di situ berkutat dengan bakteri itu. Membawa sampelnya ke laboratorium lalu melakukan analisa. Tidak ada jalan lain. Bakteri rakus ini menggiring para dokter itu ke satu sudut: amputasi.

Kaki kiri Aimee harus dipotong hingga batas pangkal paha. Bukan itu saja. Sedikit jaringan diperut harus dibuang, sebab bakteri sudah membajak di situ. Keluarga menunggu cemas di luar ruangan operasi.

"Operasi itu berjalan lancar, tapi dokter mengatakan harapan hidup Aimee sangat tipis. Hanya doa yang bisa menyelamatkannya," kata sang ayah, Andy Copeland, dalam blognya aimeecopeland.com.

Kekuatan doa dan upaya para dokter itu tidak sia-sia. Aimee mampu melewati fase kritis pertama.

Kesadarannya perlahan pulih. Meski belum bisa bergerak dan bersuara, dia sudah bisa tersenyum. Sudah bisa berkomunikasi dengan mengerakkan bibir.

Dua pekan semenjak amputasi itu, kondisi Aimee belum juga stabil. Jemari tangan dan kaki kanan Aimee mulai memperlihatkan ruam yang sangat buruk. Menandakan tak ada aliran darah di sana. Potensi infeksi semakin nyata di area tersebut.

Andy pasrah ketika dokter kembali merekomendasikan amputasi. "Lakukan apa saja untuk memberi kesempatan terbaik yang bisa menyelamatkan hidup Aimee," kata ayah dua putri itu. Dan bukan cuma Aimee yang berjuang tapi juga kakak dan ayah-ibunya.

Sang ayah  berjuang menata emosi, menahan air  mata dan rasa perih ketika menyampaikan kabar buruk kepada putri bungsunya itu soal amputasi kedua. Bersama istrinya, Donna Copeland, dan putri sulungnya, Paige Copeland, Andy segera mengunjungi kamar Aimee sesudah mendengar rekomendasi dokter.

Sang ayah membuka obrolan dengan bercanda. Canda dan saling menguatkan sekitar 30 menit. Lalu sang ayah menggenggam tangan Aimee. Mendekatkan ke wajahnya. Lalu berkata, "Aimee, tangan ini tidak sehat, dan bisa menghambat penyembuhan." Suasana kamar itu senyap. Berdebar mereka menunggu jawaban si bungsu.
Aimee mengangguk.

"Aimee, aku tidak ingin sesuatu terjadi padamu. Pikiranmu masih sangat sehat, jantungmu baik dan semangatmu menyala. Dokter ingin mengamputasi tangan dan kakimu hari ini untuk memastikan kesempatan terbaik bertahan hidup," kata sang ayah dengan suara tercekat.

Aimee mengangguk lagi.

Sang kakak ikut memompa semangat. Dia  bercerita tentang tangan dan kaki palsu yang memungkinkan pasien amputasi bisa beraktivitas normal. Mendengar cerita itu Aimee tersenyum. Sejenak dia menatap keluarganya. Lalu sembari senyum menjawab pelan, "Segera lakukan!" Ruang rawat itu tersapu haru.

Melangkah keluar dari situ, sang ayah tak lagi bisa menahan lelehan air mata. Menangis bukan saja karena putrinya akan kehilangan tangan dan kaki. Tapi juga menangis karena selama 53 tahun dalam hidupnya belum pernah melihat ketegaran sebesar itu. Dan itu putri kandungnya sendiri. Yang amat disayangi.

Asal Mulanya Luka SepeleNecrotizing fasciitis. Bakteri ganas itu bukan hanya menenggelamkan Aimee Copeland ke titik nadir, tapi juga sejumlah warga di Georgia. Ketika Aimee berjuang mempertahankan nafas, di tempat lain tiga warga Georgia Paul Bales, Bobby Vaughn, dan Lana Kuykendall bertahan hidup dengan alat bantu pernafasan.

Dan semuanya bermula dari luka sepele.

Hari pertama bulan Mei, Paul Bales mengalami luka di kaki saat tengah membangun dermaga di danau Sinclair, dekat Milledgeville, Georgia. Tak merasa ada yang kritis, kakek 67 tahun itu hanya membalut lukanya dengan perban. Sesudah itu seperti hari yang sudah-sudah. Aktivitas seperti biasa. Dan pergi main golf.

Petaka itu mulai dirasakan hari keempat. “Luka itu tiba-tiba membengkak empat hari kemudian," kata Mike Bales, anak laki-laki Paul. Di usia senjanya kakek Paul terpaksa kehilangan kaki kiri.

Bobby Vaughn mungkin lebih beruntung. Meski tim bedah harus mengangkat jaringan mati di pangkal paha seberat hampir satu kilogram, serangan bakteri pemakan daging itu tak sampai membuat anggota tubuhnya diamputasi. Bakteri ganas itu menyusup ke tubuh pria 33 tahun lewat luka kecil di paha. Tergores mesin pemotong rumput di Cartersville, Georgia.

Lain lagi cerita Lana Kuykendall. Wanita 36 tahun itu baru saja bersuka cita. Melahirkan bayi kembar. Tapi beberapa jam setelah meninggalkan sebuah rumah sakit bersalin di Atlanta, Georgia, dia menyadari ada kenyerian dalam memar kecil di kakinya.

Memar itu membesar cepat. Bertambah lebar dalam hitungan jam.  Si memar kecil yang kian meraksasa itu memaksanya kembali ke rumah sakit. Melewati tujuh kali operasi, kondisinya kini masih kritis.

Empat kasus dalam waktu hampir bersamaan itu sontak membuat panik warga Georgia.  Mereka takut dengan wabah bakteri pemakan daging manusia. Orang-orang lalu menghindari lokasi di mana para korban terinfeksi.

Bukan hanya warga Georgia, penyakit ini kemudian membetot perhatian warga Amerika Serikat, pemerintah dan para ahli bakteri dari seluruh dunia. Sepanjang pekan lalu, para ahli kesehatan di negeri Barrack Obama itu sibuk menelisik bakteri ganas ini. Dan berusaha keras meredam penyebaran.

Dan ternyata bakteri itu sudah pernah mengamuk di masa lalu. Bukan hanya di Amerika Serikat. Menyebar di Kanada hingga Belanda di Benua Eropa. Korbannya juga sudah banyak Sejumlah tokoh dunia bahkan pernah dimangsa.

Tahun 1994, Perdana Menteri Quebec, Kanada, Lucien Bouchard, kakinya digerogoti bakteri ini. Kaki sang perdana menteri itu terpaksa diamputasi.  Kasusnya disebut sebagai yang pertama terekam media.

Mantan Perdana Menteri Belanda, Peter Balkenende, juga digerogoti bakteri serupa pada 2004. Beruntung, penanganan cepat menyembuhkannya, tanpa harus masuk kamar operasi. Tanpa harus amputasi.

Pada 2005, necrotizin fasciitis bahkan merenggut nyawa Alexandru Marin, profesor peneliti di MIT Boston University dan Harvard University. Setahun kemudian, David Walton, seorang pakar ekonomi asal Inggris juga kehilangan nyawa, hanya dalam tempo 24 jam setelah tubuhnya diketahui digerogoti bakteri ganas itu.

Langka dan MembunuhNecrotizin fasciitis merupakan infeksi bakteri. Biasa menyerang lewat luka atau goresan di kulit. Si bakteri itu tidak hanya merusak sel-sel kulit, otot, serta lapisan lemak, tapi berpotensi mematikan jaringan tubuh.

Gejala awal tak terlalu menyolok. Kulit membengkak, ruam atau memar. Berkeringat, badan menggigil, demam, dan mual. Namun, dalam hitungan hari, bahkan jam, penyakit ini bisa memicu kegagalan fungsi organ. Dari situlah kematian bisa menjemput.

Menurut WebMD, necrotizin fasciitis tergolong penyakit langka yang sangat ganas. Meski hampir semua korban segar bugar, sehat walafiat sebelum terinfeksi, tapi sekitar 25 persen di antaranya kehilangan nyawa dalam waktu yang sangat singkat.

Ada beragam bakteri yang memicu infeksi ini. Salah satunya Aeromonas hydrophila. Si Aeromonas itulah yang terdeteksi di tubuh Aimee. Meski hidup di lingkungan bebas, bakteri ini tak otomatis bisa menulari orang sekeliling. Kasus yang terjadi masih langka.

Dr. William Schaffner, Kepala Departemen Pencegahan Penyakit di Vanderbilt University Medical Center, mengatakan, jumlahnya yang terdata sekitar 250 kasus di seluruh Amerika Serikat.

Dari kasus yang terdata, 70 persen korban umumnya memiliki salah kondisi berikut: luka terbuka, daya tahan tubuh lemah, dan gangguan sistem kesehatan kronis seperti diabetes, kanker, gangguan liver, dan penyakit ginjal.

Dr Buddy Creech, asisten profesor penyakit menular pediatrik di Vanderbilt University, mengingatkan bahwa bakteri ini bersifat virulen. Memiliki kemampuan luar biasa menghancurkan jaringan di sekelilingnya. "Saat masuk ke jaringan dalam, kerusakan biasanya akan sangat sulit dikendalikan."

Lantaran susah ditaklukkan, penangganan cepat sangat menentukan selamat tidaknya korban. Selain pemberian obat antibiotik dosis tinggi, operasi pengangkatan jaringan terinfeksi biasanya menjadi pilihan. Menghindari penyebaran. Amputasi juga harus segera dilakukan jika bakteri menyebar melalui tangan dan kaki.

"Semakin cepat penanganan, semakin besar kemungkinan Anda sembuh dan terhindar komplikasi serius, seperti amputasi anggota tubuh atau kematian," kata Creech.

Aimee mungkin terlambat ditangani. Bolak-balik ke ruang gawat darurat, luka itu dianggap biasa. Bahkan oleh para dokter yang merawat. Gadis cantik ini harus kehilangan seluruh kaki kiri. Pergelangan kaki kanan. Dua pergelangan tangan, dan sebagian jaringan di perut.
Selain kerja keras para dokter di ruang operasi, ketegaran membuat semangat hidupnya terus menggelora. Kini dia perlahan pulih. Sudah bisa duduk. Bicara.  Bahkan bercanda dengan gelak tawa.